Kapten Jack Sparrow

(Penulis Jack)

bajak laut tulen yang hidup dilautan lepas sejak muda dalam seri film Pirates On Caribbean. Telah beberapa kali kehilangan kapal yang merupakan bagian dari symbol hidupnya sebagai bajak laut; “Black Pearl”.

Tulisan kali ini bukan sebuah review film seri Pirates on Caribbean, melainkan sebuah catatan kecil berdasarkan sudut pandang saya tentang uniknya kepemimpinan Jack sebagai kapten (bajak laut).

Licin, Jack diceritakan selalu lolos dari ancaman bahaya namun berulang kali berhasil menemukan kembali kepercayaan untuk memimpin sebuah kapal. Di St. Martin Jack kembali melakukan pencurian brankas yang berisi koin dan emas milik angkatan laut Kerajaan Inggris.

Setelah dibantu oleh para anak buahnya, brankas yang ditarik oleh beberapa kuda tersebut berhasil dinaikkan ke atas kapal. Setelah dibuka ternyata isinya kosong dan tersisa 1 kepingan emas yang dengan cepat disembunyikan oleh Jack. Alhasil Jack ditinggalkan oleh para anak buahnya karna dianggap gagal dalam hal memimpin. Sementara Black Pearl masih terperangkap di dalam botol kaca yang terkena kutukan.

Di sisi lain Jack selalu dikejar, baik oleh tentara ankatan laut Inggris maupun oleh Salazar’s musuh bebuyutan terakhirnya yang ingin Jack mati karna dendam masa lalu. Jack dengan gimmick yang konyol dan nyeleneh lagi-lagi selamat sebelum dieksekusi hukuman mati. Namun kali ini tidak gratis, Henry anak dari Will Turner ingin membawa Jack untuk menemukan Trisula Poseiden untuk membebaskan kutukan ayahnya.

Jack yang diburu oleh Salazar’s dan Silent Marry-nya lagi dan lagi selamat dari upaya pembunuhan. Dengan bersusah payah serta orang-orang di sekiling yang mengejar Jack bahkan Barbosa, seorang teman yang mengibusi Jack agar dapat ditemukan oleh Salazar’s. Alhasil, dengan pedang Barbosa-Black Pearl kembali terbebas dari kutukan dan kembali ke lautan lepas.

Setelah itu, Silent Marry dan Black Pearl kandas menghantam karang, Salazar’s dan Jack kembali bertarung. Setelah Trisula Poseiden ditemukan laut terbelah menjadi dua, kemudian Trisula tersebut dihancurkan oleh Harry dengan bantuan Karina-seketika itu kutukan pun hilang. Semua bajak laut yang terkutuk kembali menjadi manusia, termasuk Salazar’s.

Jack, Henry dan Karina selamat dengan bantuan Jangkar Black Pearl sesaat sebelum laut terbelah itu menyatu, tetapi mengorbankan Barbosa yang dengan sengaja menarik Salazar’s tenggelam ke dasar lautan demi menyelamatkan Karina putrinya. Jack kembali naik jangkar dan menjadi Kapten Black Pearl.

Kapten seperti Jack Sparrow laiknya gambaran pemimpin yang memiliki (kru) anak buah seperti rakyat, dan wilayah seperti Black Pearl. Selalu digoyang dengan ketidakpuasan anak buah atas kepemimpinan Jack, musuh dari kapal lain hingga teman yang ingin menjatuhkan Jack.

Orang sering kali terperangkap dengan gimmick terutama dalam hal kepemimpinan, kelihatan serius, optimis dan merakyat tetapi pada akhirnya tenggelam juga laiknya Salazar’s. Jack dengan gimmick yang konyol dan nyeleneh membuktikan bahwa ia tetap kapten, baik untuk Black Pearl dan juga bagi kru yang tidak pernah ia tinggalkan.

Jika pemimpin lebih menekankan gimmick dia rela melakukan apa saja laiknya Barbosa, dengan bergelimang harta dan kapal yang mewah tapi rela takluk di kaki Salazar’s. Sementara Jack tetap setia dengan Black Pearl dan Kru yang kembali mempercayainya.

Jika melihat kepemimpinan hari ini, maka bertolak belakang dengan apa yang dilakukan Jack Sparrow. Para bayonet memegang erat tongkat kepemimpinan agar tak lepas ke lain kubu. Demokrasi yang harusnya ladang yang tepat bagi masyarakat mendapatkan rasa aman. Hasil dari demokrasi yang menghasilkan pemimpin dengan segala kebijakannya bagai air pelepas dahaga atas kepercayaan. Toh hari ini itu hanya klise, masyarakat hanya disajikan oase kepemimpinan. Minim gagasan, kaya akan gimmick dan kosong atas kepedulian yang melepas dahaga dan rasa lapar masyarakat.

Genderang demokrasi yang selalu diangung-agungkan saat pemilu, kesejahteraan rakyat, fluktuasi harga BBM yang mengurai air mata politikus yang mencuri perhatian rakyat jelata.

Gimmicknya yang merakyat, pakaian sederhana tapi tetap mengutamakan para penyokongnya. Rakyat selalu terbuang dari kapal demokrasi yang besar ini. Ketika pemilu datang rakyat kembali diselamatkan kapal baru yang menjanjikan kesejahteraan.

 388 total views




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *