TUd7GSW9TpA6TSG7GUA7BSziGi==

Menunggu Debat Agak Berkualitas


ESSAPERS.COM | PADANG ~ Debat Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumbar 2024 sudah selesai, 13 November 2024. Banyak catatan terkait debat itu. Beberapa pengamat menyatakan debat itu kurang berkualitas. Sebagian (besar) isi debat mengarah ke persoalan pribadi, terutama pada sesi saling bertanya dan menjawab. Bukan debat konstruktif yang memikirkan isu-isu kerakyatan. Misalnya, pada debat pertama isu ketahanan keluarga berpindah menjadi pembahasan keunggulan keluarga 2 calon Gubernur.

Insya Allah, malam ini (Selasa, 19/11/2024) debat ke 2 akan digelar. Temanya tentang "Transformasi Ekonomi, Pengelolaan Sumber Daya Alam, dan Infrastruktur Berkelanjutan". Ini tema penting. Masing-masing pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur mesti mempertontonkan kualitas intelektualitas dan kepemimpinan mereka, biar rakyat punya bekal yang cukup sebelum menjatuhkan pilihan pada Rabu depan (27 November 2024). 

Dalam soal ekonomi misalnya, mereka harus memberi tahu rakyat apa langkah strategis yang akan mereka tempuh kelak untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat tahun 2023 terpaku pada angka 4,62%. Langkah strategis itu tentu harus berkolerasi erat dengan target pertumbuhan ekonomi nasional 8% yang sudah ditetapkan pemerintahan Prabowo. Tidak sekadar itu, mereka berempat juga harus meyakinkan publik bahwa pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan itu akan terasa manfaatnya bagi masyarakat umum.

Selain soal pertumbuhan eknomi, gini ratio (GR) juga penting dibahas dalam debat kedua ini. BPS Provinsi Sumatera Barat mencatat bahwa tahun 2023 GR kita ada di angka 0,280. Angka ini memang lebih rendah dibanding GR nasional tahun 2023, yaitu 0,388. Kedua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur mesti mampu menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak akan ada gunanya bila masyarakatnya menghadapi musuh ketimpangan pendapatan yang tergambar dalam GR Provinsi.      

Isu sumber daya alam juga amat penting dibahas. Masyarakat tentu menunggu langkah strategis dan kongkret menyelesaikan isu sumber daya alam terkait lahan seluas 30.162.000 hektar di Air Bangis Pasaman Barat yang sudah diusulkan jadi proyek strategis nasional (PSN). Sebagaimana diketahui, rencana PSN itu menimbulkan kontroversi di tengah-tengah masyarakat. Juga, masyarakat menunggu ide dan langkah jitu mereka dalam menyelesaikan konflik sumber daya alam terkait perebutan lahan antara perusahaan dan masyarakat Nagari Kapa Kabupaten Pasaman Barat.

Infrastruktur juga isu sangat seksi untuk diperdebatkan. Debat kedua ini mesti bisa mengeksplor ide dan rencana mereka berempat terkait apa yang akan mereka lakukan membenahi infrastruktur daerah yang bermasalah. Seperti yang diungkapkan oleh calon Gubernur Mahyeldi pada debat pertama, kondisi infrastruktur jalan terkategori baik di Sumatera Barat masih di angka 61%. Tidak itu saja. Infrastruktur lainnya juga masih banyak yang mangkrak, seperti Gedung Kebudayaan, Stadion Utama Sumatera Barat, Jalan Pantai Padang ke Bandara Internasional Minangkabau dan lainnya. Sebab itu, sangat layak kita mendengar apa rencana kedua pasangan calon terkait hal tersebut.

Terakhir, isu "Berkelanjutan". Jangan salah kira, isu "Berkelanjutan" tidak ada hubungan dengan melanjutkan atau tidak melanjutkan pemerintahan yang sedang dipegang Mahyeldi. Secara akaedmik, isu "Berkelanjutan" memuat 3 aspek: ekonomi, sosial dan lingkungan. Maksudnya, setiap gerak langkah pembangunan mesti memperhatikan dengan sesksama aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Sedalam apa pemahaman kedua pasangan calon memahami isu itu mesti kita dengar dalam debat kedua ini. Membaca pemahaman pasangan calon tentang isu "Berkelanjutan" penting untuk mengukur keberpihakan pemerintahan mereka kelak terhadap sosial dan lingkungan.

Rakyat berhak atas suguhan debat Pilgub yang berkualitas. Ini tidak hanya soal kita sedang menilai kadar intelektualitas dan kepemimpinan mereka berempat, tapi ini juga sangat penting untuk menghindari cap dari orang luar bahwa kita orang Minang (baca juga Sumbar) sudah habis.


Padang, 19/11/2024
Oleh Miko Kamal
Advokat dan Wakil Rektor III Universitas Islam Sumatera Barat


Komentar0

Type above and press Enter to search.