ESSAPERS.COM/PADANG – Di tengah dinamika sosial dan tantangan keamanan yang kompleks, langkah berbeda dilakukan Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Dr. Drs. Gatot Tri Suryanta, M.Si., CSFA. Sang jenderal bintang dua ini menghadirkan sebuah program yang sederhana namun sarat makna: Gerakan Subuh Berjamaah (GSB).
Program ini bukan hanya soal shalat berjamaah di masjid, tetapi tentang bagaimana Polri hadir di tengah masyarakat dengan wajah yang teduh, humanis, dan religius.
Bagi Irjen Gatot, masjid adalah pusat peradaban umat Islam. Dari masjid lahir pendidikan, persatuan, dan nilai kebersamaan. Maka, dengan menghadirkan polisi di masjid-masjid saat subuh, ia ingin memperlihatkan bahwa Polri adalah bagian dari masyarakat, bukan entitas yang berdiri di atas masyarakat.
“Shalat subuh berjamaah adalah momentum spiritual yang sangat mulia. Ketika polisi ikut hadir di sana, mereka tidak hanya sebagai aparat penegak hukum, tetapi juga sebagai saudara seiman yang siap melayani dan melindungi masyarakat,” ungkap Kapolda dalam salah satu kegiatan GSB.
Program GSB yang dimulai awal tahun 2025 ini terbukti konsisten dilaksanakan hingga sekarang. Setiap pekan, Irjen Gatot bersama pejabat utama Polda Sumbar menyebar ke berbagai masjid, dari Padang, Bukittinggi, Sawahlunto, hingga pelosok Mentawai.
Kapolda menegaskan bahwa kegiatan ini bukan seremonial sesaat atau pencitraan belaka. “Kalau pencitraan, mungkin hanya sekali atau dua kali. Tapi ini sudah kita jalankan terus-menerus, bahkan masuk ke pelosok. Karena kita ingin keamanan lahir dari kebersamaan spiritual,” tegasnya.
Dari Padang ke Mentawai: Jejak GSB yang Menginspirasi
* Padang (April 2025) – GSB diluncurkan di Masjid Istighfar Alai Parak Kopi. Warga menyambut hangat polisi yang hadir subuh-subuh berjamaah bersama.
* Bukittinggi (Mei 2025) – Di Masjid Jamik Taluak Agam, Kapolda menekankan pentingnya generasi muda dibina lewat masjid. Bantuan sosial juga diberikan kepada anak yatim.
* Sawahlunto (September 2025) – Masjid Agung Nurul Islam menjadi saksi ribuan jamaah bersama polisi dalam suasana penuh kesejukan. Dialog ringan selepas subuh mencairkan hubungan masyarakat dengan aparat.
* Mentawai (Agustus 2025) – Kegiatan GSB bertepatan dengan acara memasak lobster bersama Wakil Gubernur Sumbar Vasco Ruseimy, kreator kuliner nasional Bobon Santoso, para pejabat utama Polda Sumbar, dan jajaran Pemprov Sumbar. Acara ini menjadi gambaran nyata bahwa GSB mampu menyatukan banyak elemen masyarakat, pemerintah, dan tokoh publik dalam bingkai kebersamaan.
Setelah shalat, Kapolda dan jajarannya rutin berdialog dengan jamaah. Aspirasi masyarakat tentang keamanan lingkungan, persoalan anak muda, hingga isu sosial seperti narkoba dan tawuran disampaikan langsung kepada kepolisian.
Pendekatan ini dinilai lebih efektif ketimbang tindakan represif semata. “Ketika hati kita sama-sama sejuk setelah shalat, komunikasi jadi lebih jernih. Kami bisa mendengar langsung keluh kesah masyarakat,” jelas Kapolda.
Irjen Pol Dr. Drs. Gatot Tri Suryanta, M.Si., CSFA, adalah seorang perwira tinggi Polri yang dikenal visioner, religius, dan dekat dengan masyarakat. Sebelum menjabat Kapolda Sumatera Barat, beliau mengemban berbagai posisi strategis di lingkungan kepolisian, mulai dari satuan reserse, intelijen, hingga pendidikan kepolisian.
Dengan latar belakang akademik yang mumpuni—memiliki gelar Doktor serta predikat CSFA (Certified Strategic Financial Analyst)—Irjen Gatot dikenal sebagai pemimpin dengan kombinasi intelektual, spiritual, dan kepemimpinan lapangan. Gaya kepemimpinannya mengedepankan keseimbangan antara ketegasan hukum dan kelembutan pendekatan kemanusiaan, yang kini ia terapkan dalam setiap program di Polda Sumbar, termasuk GSB.
Program ini menuai pujian luas. Tokoh agama menilai GSB adalah terobosan yang jarang dilakukan pimpinan kepolisian. Akademisi menilai kegiatan ini memperkuat citra Polri sebagai sahabat rakyat. Sementara masyarakat merasakan langsung dampak positif, karena polisi hadir dengan wajah yang ramah dan penuh empati.
Irjen Gatot dipandang berhasil menghadirkan Polri versi baru di Sumatera Barat: polisi yang tegas dalam tugas, tetapi juga lembut, religius, dan dekat dengan masyarakat.
Di tengah kebutuhan akan reformasi institusi, Gerakan Subuh Berjamaah (GSB) tampil sebagai simbol perubahan Polri. Irjen Gatot tidak hanya mengandalkan pendekatan hukum, tetapi juga pendekatan hati dan spiritual.
“Keamanan tidak bisa hanya dengan aturan. Ia harus lahir dari hati masyarakat yang damai. Dengan GSB, kita membangun damai itu dari masjid, dari subuh hari, dari nilai kebersamaan,” kata Kapolda menegaskan.
Gerakan Subuh Berjamaah yang dipelopori Kapolda Sumbar Irjen Pol Gatot Tri Suryanta adalah bukti nyata komitmen Polri untuk lebih dekat dengan masyarakat. Konsistensinya hingga pelosok daerah, keterlibatan berbagai elemen masyarakat seperti di Mentawai, serta pengaruh positifnya bagi ketenteraman sosial menjadikan GSB sebagai program unggulan yang menguatkan citra Polri.
Dengan visi religius, humanis, dan solutif, Kapolda Gatot sedang menorehkan jejak baru: bahwa polisi bukan hanya penegak hukum, tetapi juga penjaga moral dan mitra spiritual masyarakat.(yd)
Editor: Eric Swid
Komentar0