TUd7GSW9TpA6TSG7GUA7BSziGi==

‘Rancak Bana’ Ala Kombes Pol HM Reza Chairul Akbar Sidiq Dirlantas Polda Sumbar Patahkan Citra Negatif Polantas dengan Inovasi & Layanan Humanis



ESSAPERS.COM, PADANG — Sosok Kombes Pol HM Reza Chairul Akbar Sidiq belakangan makin mendapat sorotan publik di Sumatera Barat. Bukan karena kontroversi, melainkan karena sederet inovasi yang ia gulirkan sejak menjabat Direktur Lalu Lintas Polda Sumbar.

Dengan tagline “Polantas Sumbar Rancak Bana”, Kombes Reza berusaha mengubah wajah polisi lalu lintas yang selama ini identik dengan razia dan tilang, menjadi lebih humanis, dekat dengan masyarakat, serta sarat nilai budaya Minangkabau.

1. “Rancak Bana” sebagai Identitas Baru
Logo yang memadukan Gonjong Rumah Gadang dengan warna khas Minang diluncurkan pada Mei 2025. Filosofinya sederhana: polisi lalu lintas bukan hanya aparat penindak, tapi juga pelayan masyarakat yang berani, bermartabat, dan membahagiakan rakyat.

2. Layanan Samsat Lebih Dekat
Dengan membuka gerai Samsat di Basko City Mall, masyarakat kini tak perlu lagi antre jauh di kantor Samsat. Program ini langsung diapresiasi publik karena memangkas birokrasi dan biaya tersembunyi.

3. Komitmen Bersih dari Pungli
Bersama Ombudsman Sumbar, Reza menegaskan tekad memberantas pungutan liar dalam layanan administrasi kendaraan. Langkah ini dinilai penting untuk mengembalikan kepercayaan publik kepada institusi Polantas.

4. Digitalisasi Layanan dan ETLE
Penegakan hukum berbasis elektronik diperluas: tilang manual dipangkas, pembayaran denda lewat sistem virtual, hingga pemantauan lalu lintas via RTMC. Semua diarahkan agar pelayanan makin transparan dan minim interaksi yang rawan pungli.

5. Operasi Humanis & Edukatif
Dalam Operasi Patuh Singgalang 2025, pendekatan berbeda dipilih: bukan sekadar tilang, melainkan sosialisasi sopan santun, larangan HP saat berkendara, hingga ngopi bareng komunitas otomotif.

6. Kegiatan Sosial & Empati
HUT Lantas ke-70 diperingati dengan kegiatan sunatan massal dan pemeriksaan kesehatan gratis. Publik melihat langkah ini sebagai bukti bahwa Ditlantas hadir bukan hanya di jalan, tetapi juga di tengah kehidupan sosial warga.


Langkah-langkah di atas membuat Kombes Reza dianggap “berani berbeda” dari pola lama. Digitalisasi, humanisasi, dan pelayanan berbasis budaya lokal adalah tiga pilar yang ia bawa ke tubuh Ditlantas Sumbar.

Namun, masyarakat tentu ingin lebih dari sekadar jargon. Harapan publik kini tertuju pada hal-hal konkret:

* Apakah pungli benar-benar bisa hilang dari layanan lalu lintas?

* Apakah angka kecelakaan lalu lintas di Sumbar bisa turun signifikan di era “Rancak Bana”?

* Apakah penggunaan strobo, sirene, dan pelat dinas pribadi bisa ditertibkan tanpa pandang bulu?


Kombes Reza Chairul Akbar Sidiq berhasil memulai lembaran baru bagi Ditlantas Polda Sumbar. Dari logo ikonik, digitalisasi layanan, hingga operasi humanis, semua menjadi catatan positif yang patut diapresiasi.

Namun, perjalanan masih panjang. “Rancak Bana” baru akan benar-benar terbukti jika masyarakat merasakan langsung perubahan di jalan raya — layanan yang cepat, bersih, dan penegakan hukum yang adil.

Kini publik menanti: apakah Kombes Reza bisa menepati janji? Jika ya, “Rancak Bana” bukan sekadar semboyan, melainkan warisan nyata bagi Polantas di Sumatera Barat.(Yandra)

Komentar0


 

Type above and press Enter to search.