JAKARTA,ESSA PERS.COM — Pakar telematika Roy Suryo kembali membuat pernyataan mengejutkan terkait ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bersama pakar kebijakan publik Bonatua Silalahi, Roy mengaku kembali menerima salinan ijazah Jokowi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Dokumen tersebut merupakan salinan ijazah yang digunakan Jokowi saat mencalonkan diri sebagai presiden pada Pemilu 2014. Namun setelah meneliti dokumen tersebut, Roy menyebut menemukan sejumlah kejanggalan serius yang menimbulkan dugaan kuat adanya pemalsuan dokumen.
“Ada sesuatu yang aneh di sini, dan sangat signifikan anehnya. Ini bisa mengarah pada dugaan kepalsuan. Kata kuncinya, 99,9 persen tetap palsu,” tegas Roy di Gedung KPU, Jakarta, Jumat (24/10/2025).
Roy menolak menjelaskan secara detail bentuk keanehan yang ia maksud. Namun, ia menegaskan bahwa temuannya kali ini berbeda dengan sebelumnya dan memiliki indikasi lebih kuat terkait keaslian dokumen tersebut.
“Ada keanehan yang akan saya jelaskan dalam kesempatan berikutnya,” ucap Roy tanpa memerinci lebih lanjut.
Pernyataan Roy Suryo ini sontak menjadi sorotan publik karena isu keaslian ijazah Jokowi sempat menjadi perdebatan panjang di ruang publik, termasuk di media sosial dan ranah hukum.
Isu ijazah Jokowi pertama kali mencuat pada 2022, ketika sejumlah pihak meragukan keaslian ijazah Universitas Gadjah Mada (UGM) milik Presiden. KPU saat itu menegaskan bahwa dokumen yang diserahkan Jokowi sah dan diverifikasi sesuai prosedur.
Namun, pernyataan terbaru Roy Suryo membuka kembali perdebatan tersebut, terutama setelah ia mengklaim telah menemukan data dan bukti baru dari dokumen yang diterimanya langsung dari KPU.
Roy memastikan akan menggelar penjelasan resmi dalam waktu dekat untuk memaparkan hasil analisis forensik dan perbandingan data terkait dokumen tersebut.
“Nanti saya akan jelaskan semuanya, biar publik tahu fakta sebenarnya,” ujar mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu.
Sementara itu, pihak KPU hingga kini belum memberikan tanggapan resmi terkait pernyataan Roy Suryo tersebut.
Pernyataan Roy muncul di tengah meningkatnya tensi politik pasca transisi pemerintahan baru Prabowo-Gibran. Pengamat menilai isu lama seperti ini kerap dimunculkan kembali menjelang momentum politik penting untuk memengaruhi persepsi publik.
 

%20-%20Dibuat%20dengan%20PosterMyWall%20(2)%20(1).jpg)
.jpg) 
 
Komentar0