Oleh : dr. Fitrisia Amelin, SpA, Subsp Nefro, IBCLC
Ketua BP2ASI IDAI Sumbar/Staf Pengajar FK Unand/RS M Djamil Padang
Dalam situasi bencana atau keadaan darurat, peran Air Susu Ibu (ASI) menjadi semakin vital sebagai sumber perlindungan dan nutrisi terbaik bagi bayi. Karena itu, dukungan menyusui perlu diberikan bukan hanya kepada ibu yang bersama bayinya, tetapi juga kepada ibu yang terpisah dari anaknya atau perempuan lain yang bersedia menjadi ibu susuan bagi bayi yang kehilangan akses pada ibunya.
ASI adalah satu-satunya sumber nutrisi yang terjaga kebersihan dan terjaga kualitas di saat bencana. Ibu harus diberikan kesempatan untuk menyusui bayinya, mari berikan tempat tertutup di posko pengungsian agar ibu leluasa menyusui.
Dukungan menyusui dapat diberikan dalam dua bentuk.
- Pertama, dukungan dasar, yaitu memastikan bayi dapat menyusu dengan efektif, meningkatkan kepercayaan diri ibu, membantu produksi dan aliran ASI, serta membimbing ibu memberi makan sesuai usia bayi.
- Kedua, dukungan lanjutan, seperti mengajarkan teknik memerah ASI dengan tangan, penggunaan alat bantu menyusui, dan mendorong kontak kulit-ke-kulit yang dapat menenangkan ibu sekaligus membantu pemulihan trauma, karena adanya hormon kasih sayang yang muncul saat proses menyusui. Ayah dan anggota keluarga lain juga dapat membantu dengan pijat oksitosin dengan memijat leher dan punggung ibu untuk membuat ibu rileks dan melancarkan produksi ASI
- bayi yang menyusu atau yang seharusnya menyusu
- bayi yang terpisah dari ibunya sementara waktu atau selamanya (piatu).
- Bantuan dasar menyusui : memastikan bayi menyusu dengan efektif, membangun rasa percaya diri ibu, meningkatkan produksi ASI, membantu agar ASI mengalir, dan mendorong ibu untuk memberi makan sesuai usia anaknya.
- Dukungan perawatan lanjut: ketrampilan memerah ASI dengan tangan, menggunakan alat bantu menyusui, mendorong ibu melakukan kontak kulit-ke-kulit sesering mungkin (saat bayi tidak lapar) dapat menyamankan dan memulihkan ibu yang mengalami trauma.
- Untuk ibu yang mempunyai anak, tapi proses menyusuinya terhenti atau berkurang, atau ibu yang tidak menyusui namun memutuskan untuk menyusui kembali anaknya atau sebagai ibu susuan.
- Menggunakan selang nasogastrik no.5 dengan memberikan ASI perah atau minuman pengganti ASI
- Cuci tangan Jaga kebersihan. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum menyiapkan makanan
- Bersihkan peralatan, jika perlu disterilkan. Lemari penyimpan dan meja harus sangat bersih. Lap meja dengan kain bersih, gunakan kain bersih untuk menutup meja.
- Periksa Periksa tanggal kadaluwarsa pada kaleng susu formula. Buang susu formula kadaluwarsa,
- Didihkan air dan biarkan mendidih untuk beberapa saat. Jika air telah dimasak sebelumnya simpan dalam wadah khusus hanya sampai 24 jam. Wadah harus bersih dan tertutup. Tuangkan air mendidih yang telah didinginkan dalam jumlah yang benar ke cangkir atau botol
- Takar jumlah bubuk formula yang diperlukan menggunakan sendok takar dari kaleng atau bungkus (jangan gunakan sendok takar dari merek formula lain). Ratakan bubuk dengan pegangan sendok atau pisau dalam gerakan lurus. Ikuti instruksi pencampuran pada label dengan hati-hati.
- Campurkan. Sebagian besar formula komersial menyarankan untuk memasukkan bubuk kering ke air yang telah di ukur tetapi periksan rincian persiapan khusus untuk produk yang digunakan. Masukkan bubuk formula yang telah ditakar ke dalam air yang telah diukur dan jka menggunakan cangkir, campur bubuk dan aduk dengan sendok. Jika menggunakan botol, tutup, dan kocok. Jumlah formula yang telah dicampur sesuai instruksi kemasan akan sedikit lebih banyak dari air yang sebelumnya diukur.
- Coba temperaturnya. Teteskan susu formula hangat ke pergelangan tangan bagian dalam; jika rasanya nyaman dan sedikit hangat, itu berarti aman untuk bayi. Makanan dapat diberikan pada temperatur kamar dan tidak perlu dihangatkan. Jika susu dihangatkan sebelum diberikan, letakkan botol atau atau cangkir pada mangkuk yang berisi air hangat dan coba sebelum diberikan.
- Simpan formula yang telah disiapkan di lemari pendingin sampai waktu makan. Jika disimpan di lemari es, dapat digunakan dalam 24 jam sejak penyiapan. Jangan pernah menyimpan botol yang telah dihangatkan kembali dalam lemari pendingin. Jika tidak ada lemari pendingin, siapkan susu sesaat sebelum memberi makan.
- Pakai atau buang. Berikan susu yang telah disiapkan ke bayi paling lama I jam dari saat disiapkan (jika tidak disimpan di lemari pendingin). Berikan sebanyak yang diinginkan bayi.
- Bersihkan. Penting diketahui bahwa bila bayi hanya minum sedikit, maka akibatnya bayi akan malnutrisi. Kelebihan susu dapat diminum anak yang lebih tua atau pengasuh, jika tidak sisa susu dibuang saja. Setelah dicuci dan dibersihkan perlengkapan makan bayi disimpan dalam wadah khusus yang di atasnya ditutup dengan kain bersih dan siap untuk pemberian makan berikutnya dalam 3 atau 4 jam. Jika menggunakan cairan sterilisasi, tinggalkan botol, dot, dan tutup terendam sampai pemberian makan berikutnya (minimum I jam).
PEMBERIAN MAKANAN PENGGANTI ASI
Ibu yang tidak menyusui anaknya dan tetap memutuskan atau tidak memungkinkan untuk menyusui kembali.
Bayi yang membutuhkan makanan pengganti ASI sementara: saat relaktasi, ibu sakit/malnurisi berat, bayi sakit yang tidak memungkinkan menyusu pada payudara, atau payudara ibu tidak memungkinkan untuk menyusui.
JENIS PENGGANTI ASI YANG DAPAT DIBERIKAN :
- Bayi usia 6 bulan: hanya diberikan susu
- Anak usia 6-24 bulan: Susu dan makanan pendamping.
- Pada usia < 12 bulan: susu yang diberikan adalah susu formula (sesuai Codex Alimentarius). Bila tidak ada susu formula dapat diberikan susu hewan murni, fullcream, atau UHT yang dimodifikasi (100 ml susu mendidih + 50 ml air mendidih + 10 g gula (2 sendok teh peres).
- Usia > 12 bulan: Susu fullcream, UHT, atau susu hewan murni tanpa modifikasi
CARA MENYIAPKAN DAN MENYIMPAN PENGGANTI ASI :
- Periksa label susu formula komersial karena berbeda merk berbeda aturannya (bahan, takaran, pencampuran)
- Bila menggunakan cangkir, perlu disiapkan takaran untuk air. Gunakan neraca takar 60, 120, 180 ml (jika tidak ada dapat digunakan botol susu untuk menakar)
- Air dituangkan sebanyak 60, 120, atau 180 ml ke dalam cangkir transparan untuk membuat tanda di permukaan luar cangkir.
- Cangkir ini digunakan untuk menakar jumlah air, saat akan menyiapkan makanan pengganti ASI selanjutnya.
- Susu formula disiapkan dengan cara: air dididihkan dan dibiarkan beberapa saat sampai kira-kira 70 derajat, baru bubuk formula dimasukkan ke dalam air tersebut. Sisa susu setelah 2 jam harus dibuang
BILA TIDAK TERSEDIA AIR MENDIDIH
- Digunakan formula cair yang steril
- Alternatif lain: air jernih, steril, segar dengan suhu kamar dan segera dikonsumsi (tidak dapat disimpan).
BILA KUALITAS AIR BURUK
- Air dimasak mendidih, klorinasi, dan filtrasi agar air aman digunakan.
- Untuk desinfeksi air dapat dilakukan dengan cara memasak air hingga mendidih dan tambahkan 3-5 tetes klorin setiap I liter air, atau menggunakan penyaring untuk menghilangkan kuman berbahaya secara fisik.
Pemberian bantuan susu formula perlu diawasi dengan ketat agar tidak menghentikan proses menyusui. Susu formula diperuntukkan untuk ibu yang tidak menyusui anaknya dan tetap memutuskan atau tidak memungkinkan untuk menyusui kembali. Bayi yang membutuhkan makanan pengganti ASI sementara : saat relaktasi, ibu sakit/ malnurisi berat, bayi sakit yang tidak memungkinkan menyusu pada payudara, atau payudara ibu tidak memungkinkan untuk menyusui.
Pemberian susu formula juga perlu memperhatikan akses air bersih untuk malarutkan dan disarankan pemberian dengan sendok/ cangkir agar mudah dibersihkan sehingga risiko terjadinya diare jadi lebih sedikit.
Kami mengajak semua pihak untuk membantu menyebarkan informasi tentang pentingnya menyusui saat bencana dan mendukung ibu-ibu yang menyusui.**

%20-%20Dibuat%20dengan%20PosterMyWall%20(2)%20(1).jpg)
Komentar0